HEAD

Kamis, 14 Juli 2011

FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN

Filsafat abad pertengahan ditandai lahirnya paham agama sebagai kekuatan baru. Istilah Patristik berasal dari kata latin pater atau bapak, yang artinya para pemimpin geraja, di anata tokoh-tokohnya dalah Justinus martir, Klemens 150 – 215, Tertullianus 160 – 222, Augustinus 354 – 430. Pada masa itu pemukka agama nasranai membatasi aktifitas berfikir para filosof. Segala potensi akal yang tidak sesuai dengan keimanan/keyakinan gereja di babat habis, semuanya diatur oleh doktrin-doktrin gereja. Sehingga masa ini dapat disebut juga abad kegelapna (Dark Ages). Suatu masa dimana peradaban manusia dikukung oleh banyak ketidaktahuan.  Mereka berpendapat bahwa setelah Allah memberikan wahyu kepada manusia, maka mempelajari filsafat Yunani yang non-Kristen dan non-Yahudi adalah sia-sia bahkan berbahaya yang mengancam kemurniaan iman krisriani.
Augustinus mengadaptasikan prinsip Platonisme (semua berpusat kepada Tuhan dan kebenaran itu sudah ada dengan sendirinya) ke dalam ide-ide dasar Kristen berdasarkan berbagai tafsir pemikir-pemikirnya, dan membenarkan mutlak ajaran Kristen secara dogmatis (tak boleh didebati), dan meremehkan pentingnya atau peranan ilmu pengetahuan atau sains yang kritis itu, dan dengan sendirinya tentunya mementingkan iman dogmatis Kristiani.  Baginya, Filsafat adalah Agama atau Hati, dan potensi pemikiran manusia digantinya mutlak dengan iman (mutlak secara dogmatis). Ilmu-pengetahuan tidak penting baginya.
Lain halnya dengan dunia timur (Islam), Peradaban manusia waktu itu malah tumbuh subur , seiring dengan kemajuan filsafat yang pesat. Bagdad sebagai pusat peradaban yang dikenal dengan negeri 1001 malam karena tingginya peradaban pada waktu itu. Ibnu Rusyid adalah ilmuwan dan Filsuf besar Islam yang terkenal akan kebebasan berpikir (namun yang tetap dalam keimanan yang dalam hal ini adalah Islam) di masa itu, yang pengaruh ajarannya mendunia, dan murid-muridnya datang dari berbagai penjuru dunia dan dari berbagai latar-belakang kehidupan (termasuk dari berbagai latar-belakang agama)
Berdasarkan interaksi Filsafat dengan agama maka filsafat pertengahan dapat di bagi menjadi dua yaitu masa skoalastik Kristen dan masa skaolasik Islam. Yang satu sama lain memiliki perbedaan. Istilah skoalistik adalah kata sifat yang berasal dari katas chool, yang berarti sekolah. Jadi skoalistik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. perkataan skoalistik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar