HEAD

Kamis, 14 Juli 2011

Filsafat Cina Klasik

Filsafat tentunya sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang berkembang dari masa ke masa. Ada tiga hal penting sepanjang sejarah filsafat Cina, yaitu harmoni, toleransi dan perikemanusiaan.
Menanggapi filsafat cina klasik, saya lebih memilih netral dan majemuk, menurut saya semua sekolah-sekolah/paham-paham filsafat cina itu memiliki kekurangan dan kelebihan dan akan menjadi sempurna bila faham filsafat itu disatukan (majemuk). Bagaimana faham-faham filasafat itu disatukan?
Konfusianisme inti ajarannya adalah Tao berarti jalan (jalan/konsep dari pola pikir manusia). Mensius mengajarkan bahwa manusia itu baik/benar sehingga manusia sendirilah yang dapat menjadikan Tao luhur dan mulia, kalau ia hidup dengan baik dan benar. Intinya Konfusianisme menjadikan pola fikir manusia sebagai unsur  dari nilai kebenaran, ia menafikan bahwa manusia memiliki berpedaan baik kelebihan dan kekurangannya antara satu dan lainnya dalam hal nilai. Wajar sekali jika Taoisme melawan ajaran mensius (Konfusianisme) yang mengedepankan Tao/jalan/konsep fikir manusia. Menurut Lao Tse, bukan jalan/konsep manusia, melainkan jalan/konsep alamlah yang merupakan Tao. Puncak Taoisme adalah kesadaran bahwa kita tidak tahu apa-apa tentang Tao/konsep, seperti ucapan socretes (filosof yunani) “hanya satu yang aku tahu, yaitu bahwa aku tidak tahu apa-apa”. Ying-Yang adalah cabang dari Taoisme.
Faham Konfusianisme, Taoisme dan Ying-Yang ketiganya begitu melengkapi, menutupi kelemahan satu dan lainnya. Kalau kita perhatikan ketiga paham itu lebih aristokrasi, lebih kepada individu dan tidak menyeluruh, meninggalkan kepentingan/kebaikan universal (Mohisme).  Keempat faham itupun bila di gabungkan masih kurang. Semuanya akan tidak teratur,pincang dan tidak akan berjalan sempurna tanpa adanya tatanan praktis sosial,hukum,politik yang kuat (Legalisme). Sedangkan (Sofisme/Ming Chia) cenderung pada Dialektika bahasa. Sebuah struktur sosial, pemerintahan yang di dalamnya terdapat orang-orang Konfusianis, Taois dan lainya tentunya akan memiliki dialektika yang baik.
Saya melihat faham-faham tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan, dan  akan tampak sempurna (saling melengkapi) dan universal jika digabungkan. Hanya satu faham yang mewakili dari kesempurnaan dan universalitas, yaitu faham Islam yang bersumber dari Al-Quran yang diturunkan dari Rabb semesta alam. Didalamnya bersisi ayat-ayat mengenai alam dan manusia seluruhnya. Didalamnya terdapat Konfusianisme, Taoisme, Yin-yang, Sofisme dan apa-apa yang belum terfikirkan manusia, sebelum dan sesudahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar