Koruptor Banten |
10 tahun sudah usia Banten hari ini (2/11/2010) dari sejak berdirinya tahun 2000 silam. Kita tidak bisa pungkiri kenyataan bahwa Banten sekarang lebih baik dari Banten dahulu sebelum menjadi provinsi. Dalam Rapat Paripurna Istimewa Hari Ulang Tahun Provinsi Banten ke-10 Gubernur Banten Hj. Rt Atut Chosiyah memaparkan berbagai keberhasilan dan kemajuan dalam pemerintahannya, dari mulai meningkatnya LPE, IPD, IPM, pendidikan dan kesehatan masyarakat. Tapi tidak terbukti, kemajuan dan keberhasilan itu bertumpu pada pembangunan infrastruktur di perkotaan saja, sedangkan daerah pedalaman mengalami ketertinggalan dan kesenjangan dari pembangunan. Wajar kalau 4 Oktober 2010 kemarin puluhan elemen mahasiswa melakukan aksi demonstrasi atas kegagalan Rt Atut Chosiah dalam mensejahterakan rakyat Banten. Karena di nilai pemerintah lebih mengutamakan kerabatnya dengan meninggalkan keperluan rakyat pada umumnya.
Jika kezaliman di suatu negeri ini khusunya Banten dibiarkan tanpa seorang pun mengingatkan, jika ketidak adilan ini di biarkan tanpa seorangpun yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Maka jangan salahkan sipa-sipa jika suatu hari anak Krakatau yang berada di Selat Sunda itu meletus seperti induknya tahun 1883 silam yang mengakibatkan Sunami dan menelan korban hingga 36,000 jiwa. Jangan salahkan siapa-sipa jika lempeng Eurasia dan Indo-Australia di Selat Sunda itu bergeser dan berdampak gempa serta sunami seperti di Aceh 2004 yang menelan korban hingga 240,000 jiwa. Yang dampaknya tidak hanya menimpa orang-orang zalim saja, tapi secara umum akan menimpa semua orang, baik orang-orang zalim maupun orang-orang salih sekalipun tanpa pandang bulu. Itu merupakan janji Allah dalam sabdanya "Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya". (QS. Al Anfal 25). Hendaknya kita peka akan keadaan seperti ini, keadaan dimana suatu pemilik kekuatan yang maha dahsyat sedang menguji kita, menguji keimanan kita, menguji seberapa besar ketergantungan kita kepada Tuhan penggenggam alam raya. Dalam satu bulan Oktober 3 (tiga) musibah besar melanda. Banjir Bandang Wasior, Gempa dan Tsunami Mentawai serta Bencana Gunung Merapi Jogja suah dikerahkan oleh-Nya. Masih sanggupkan kita akan lari, masih sanggupkah kita akan menyombongkan diri?
Kepada kita rakyat Banten yang dari dahulu sejak zaman dulu dikenal dengan keislamannya yang kental. Kerajaan Banten tertulis dengan sejarah pejuang-pejuang islam yang beriman yang hanya dengan imannya mereka mampu bertahan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Tidak tunduk dan patuh kepda kekuatan penjajah karena hanya kepada Allah sajalah para pejuang itu tunduk dan patuh. Sudah saatnya sekarang rakyat Banten mengerahkan segala kepatuhan dan kepasrahan diri hanya kepada Allah SWT sebagai Penguasa alam raya ini. Sudah saatnya kita mengorbankan segala sesuatu yang ada pada diri kita hanya untuk Allah SWT. Karena jika tidak maka kita akan diganti oleh-Nya dengan umat yang lain, umat yang lebih baik dari umat sekarang. Menggantinya dengan cara menurunkan hujan banjir dan topan seperti ummat Nabi Nuh AS, menggantinya dengan cara hujan batu bahkan membalikkan bumi ini hingga kita ditelan bumi seperti ummat Nabi Luth AS. Perhatikanlah sekali lagi akan bencana Lumpur Lapindo Porong Sidoarjo yang menenggelamkan pemukiman penduduk Jawa Timur.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka menolak (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi”. (QS. Al-A’raf : 96 – 99). Jika sudah jelas ayat-ayat Allah itu, maka “hendak kemana kita akan lari..?” hendak kemana kita akan berlindung?, masih adakah gunung yang tinggi melebihi ketinggian Allah?, masih sanggupkah kesombongan ilmu kita menandingi ilmu Allah?, masih adakah hukum yang lebih baik dari hukum Allah?, renungkanlah…
By: Najibullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar